MENELUSURI PEMIKIRAN GUTIERREZ: THE TRUTH SHALL MAKE YOU FREE
A. PENDAHULUAN
Pembicaraan dan pegkajian tentang teologi pembebasan sudah menjadi diskusi hangat yang sudah dimulai sejak Gutierrez. Ia menaruh keprihatian yang lebih kepada konteks kehiduapan masyarakat yang ditindas oleh berbagai etnik politik, kapitalisme dan para penguasa yang berkuasa dengan tangan besi. Melihat latar belakang problem diatas, Gutierres ingin mendobrak masalah yang maraknya sangat meresahkan konteks kehidupan masyararakat sosial dengan berbagai kajian teologis demi terwujudnya nilai-nilai Injili yang fundamental yakni: kasih, keadilan, kebenaran dan kedamaian. Nilai-nilai injil diatas yakni secara dan mendalam dengan kehadiran Gereja di tengah dunia.
Kehadiaran dari gereja yang membesakan itu mengandaikan dua hal kegiatan penting (the second act): pertama, analisis sosial ilmiah dan cermat terhadap masalah kemiskinan guna menemukan akar-akar persoalannya dan arah-arah solusinya. Kedua, refleksi teologis sistematis yang menyediakan dasar-dasar biblis teologi yang autentik dalm menyoroti problem kemiskinan dan menunjukan perutusan pembebasan Gereja terhadapnya dalam terang iman Kristiani. Hanya melalui analisis sosial dan refleksi teologis yang akurat Gereja dapat melakukan praksis yang membebaskan dalam realitas kemiskinan dan penindasan. Dasar problem ini yang membawa dan meyakinkan Guitierrez mampu melahirkan Teologi Pembebasan. Jika dipastikan Teologi Guitierrez dibangun berdasarkan asas keprihatian, solidaritas, keterlibatan pribadi yang bersifat personalia mencakup dalam bidang kehidupan komunitas hidup umat beriman, dimana hampir semua pendasaran teologisnya bersumber dari Alkitab dan tradisi Gereja.
Pendasaran atau sumber- sumber ini menggambarkan inti keimanannya pada pribadi Yesus kristus sebagai Sang Penyelamat umat beriman dan dalam misi-Nya di tengah dunia dalam keberpihakan dengan orang miskin dan sederhana. Dan sikap yang diambilnya sebagai bentuk perwujudan atau aplikasi nyata dari amanad Yesus Sang Guru dalam misi di tengah dunia.
B. MAKNA TEOLOGI DAN PEMBEBASAN
Pemakanaan kata “Teologi” secara meyeluruh bertitik fokus pada Allah sebagai pengasal segala sesuatu. Secara etimelogis kata teologi mengandung arti, theo = Allah; logos = ilmu, pembicaraan. Secara harafia Teologi berarti sebuah konsep ilmu pengetahuan berbicara tentang Allah dan segala hal yang mendukung atau mewarnai model sikap kepercayaan pada Allah dalam bentuk iman. Gutierrez mendefenisikan teologi sebagai sebuah usaha lebih lanjut untuk merefleksikakn secara kritis penagalaman akan Allah (pengalaman praksis) dalam cahaya iman Kristen dalam terang sabda Allah.
Berdasarkan pengertian diatas jika kata “teologi” disandingkan dengan kata “pembebasan” dapat mengungkapkan atau menggambarkan pada suatu obyek refleksi teologis. Refleksi teologis menyangkut gambaran atau panorama kehidupan umat beriman dalam konteks sosial kemasyarakatan dalam terang iman Kristen. Kehidupan umat Kristen yang menyejarah mengafirmasihkan keterlibatan atau keikutsertaan umat Kristen dalam mengikuti perkembnagan zaman dan selalu melakukan refleksi terhadap setiap problem berdasarkan Kitab Suci.
Menurut Gutierrez ada tiga cara dalam berteologi, pertama, teologi sebagai sumber hidup rohani umat Kristen, kedua, teologi sebagai pengetahuan rasional dan yang ketiga, teologi sebagai refeleksi kritis dalam terang Sabda Allah atas praksis hidup orang Kristen. Dengan demikian kita dapat menarik kesimpulan bahwa titik fokus teologi pembebasan Gutierrez lebih kepada praksis kehidupan umat beriman dalam terang Sabda Allah. Dalam bukunya yang berjudul “A Theology of Liberation” ia mengungkapkan bahwa teologi harus mejadi refleksi kritis seseorang tentang dirinya, tentang prissip-prinsip dasarnya hanya dengan melakukan pendekatan kepada sebuah wacana yang sungguh-sungguh menyadari dalam kepemilikan yang penuh dengan unsur-unsur koseptual. Usaha pembebasan yang dilakukan Gutierrez sebenarnya mau mengungkapkan sebuah usaha atau tindakan perubahan yang radikal dalam konteks kehidupan masyarakat agar mereka dapat membebaskan diri dari model hidup kebergantung pada yang lain, dan semakin mengusahkan pembaharuan diri dengan menggunakan kemapuan ilmu pengetahuan dan teologi.
C. PERAN TEOLOGI PEMBEBASAN DALAM KONTEKS KEHIDUPAN MANUSIA KHUSUNYA UMAT KRISTIANI
Pengaruh atau peranan teologi pembebasan dalam ruang lingkup kehidupan umat manusia, khususnya umat Kristiani mempunyai dampak positif yang sangat besar dalam segi pertumbuhan iman dan kesejateraan hidup bersama. Perihal ini mengungkapkan apakah tindakan perwujudan teologi pembebasan sudah mencapai titik klimax? Jika dikaitakan dengan konteks perkembangan zaman yang semakin mengglobal konsep teologi pembebasan masi dapat eksis atau masi mendapat tempat demi memperjuangkan kehidupan masyarakat umum?
Berdasarkan pertanyaan diatas sebenarnya penulis ingin mendobrak dan menggarisbawahi konsep teologi pada konteks kehidupan sosial sekarang yang dalam arus perkembangan seakan menomorduakan konsep teologi. Penulis berani mengungkapkan problem ini berdasarkan realitas zaman sekarang yang sangat majemuk dalam segala bidang kehidupan terlebih dalam kaitan dengan iman. Beberapa kalimat lepas yang dirangkum penulis yang dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut antaralain: Konsep tentang Tuhan dengan segala karya dan misinya hanyalah menjadi baualan para pemikir teologis, konsep Tuhan hanya mau meninah bobohkan manusia dan untuk menakut-nakuti dengan segala dogma dan aturan yang sangat kakuh, kosep tentang Tuhan sudah diaplikasikan dalam bentuk materi demi memuaskan hasrat nafsu belaka, penujang kenikmatan. Problem - problem ini sedianya semakin mengurat akar dalam kehidupan manusia zaman sekarang dan sangat mengguncang akan esensi iman, khusunya iman Kristen. Berdsarkan problem iman diatas penulis akan menawarkan beberapa hal penting sebagai bentuk kajian kritis dan analisi penulis terhadap problem yang maraknya sangat memgguncang esensi keberadaan iman Kristen berdasarkan teologi pembebasan Gutavo Gutierrez. Beberapa hal yang mau penulis kajikan tentang teologi pembebasan antaralain menyagkut: hal yang pertama, arti atau makna kata pembebasan Kristiani, kedua, landasan teologi pembebasan Kristiani dan yang ketiga, tujuan pembebasan Kristiani.
1. ARTI ATAU MAKNA PEMBEBASAN KRISTIANI
Perihal pembebasan mengartikulasikan sebagai sebuah masa pelepasan dari corak hidup atau kontek makna tertentu dalam hidup yang lama kepada corak hidup yang baru yang didambakan.
Dalam konteks pemikiran Gutierrrez, ia memaknai kata pembebasan Kristiani memiliki dasar biblis yang fundamenatal yakni karya pembebasan Allah bagi umat-Nya dalam hal ini Allah yang hadir dalam diri Yesus Kristus bertindak membebaskan manusia dari dosa dengan segala akibatnya termasuk ketidakadilan sosial (kemiskinan). Maka istilah pembebasan dalam terang iman Katolik adalah sebuah kebangkitan dari keterpurukan berkat dimensi rahmat pengudusan dan keselamatan yang didorong oleh tekad , semangat serta iman yang tegu untuk berjuang mewujudkan diri yang autentik dalam seluruh dimensi kehidupan. Atapun hal lainnya dari makna pembebasan yakni dalam kaca mata iman katolik melihat sebagai sebuah karya penyelamatan. Dalam bukunya yang berjudul “A theology of liberation”, ia mengungkapkan bahwa bahwa penyelamatan-persatuan manusia dengan Allah dan dengan seluruh umat manusia adalah suatu hal yang mencakup seluruh realitas manusia, mentransformasihkannya dan menuntunnya menujuh kepenuhan dalam Kristus Yesus. Penyelamatan menjadi sebuah tanda rahmat bahwa Allah Bapa snagat mencintai dan memperhatikan seluruh sejarah konteks kehidupan umat beriman.
2. LANDASAN TEOLOGI PEBEBASAN KRISTIAINI
Dalam Gereje Katolik terdapat tiga kekhasasn yang menajadi dasar pengalaman iman Gereja Katolik antara lain mecakup Kitab Suci, Tradisi Para Rasul dan Magiterium Gereja. Ketiga komponen ini punya peranan penting dalam memprakarsai Gereja di tengah dunia. Dalam konteks ini, penulis lebih menekankan peranan Kitab Suci dalam kaitan dengan teologi pembebasan. Kitab Suci adalah suatu saran penunjang iman dimana di dalamnya diceritakan tentang pengalaman Allah bersama umat manusia yakni dalam karya penyelamatan manusia dalam sejarah. Gustierrez dalam bukunya yang berjudul “Teologi Gusatvo Guitierrez” mengungkapkan bahwa pokok pebicaraan tentang pembebasan umat Kristiani mencakup dua hal penting yakni: pertama, kaitan penyelamatan dan pembebasan yang menunjukan misteri kehadiran Allah yang membebaskna manusia dalam sejarah, kedua, kaitan pembebasan dan kaum miskin yang memperhatikan bagaimana misteri kehadiran Allah yang membebaskan dalam sejarah tersebut menjadi dasar bagi manusia untuk melaksanakan tindakan pembebasan bagi sesamanya, terutama bagi perjuangan pembebasan itu mesti mendahului kaum mikskin.
Karya penyelamatan Allah dalam iman Kriten menjadi puncak seluruh karya pembebasan Kristiani. Gutierrez mengartikan pembebasan Kristiani sebagai seluruh proses perjuangan manusia dalam membangun masyarakat yang adil-bersaudara dan mewujudkan manusia baru berdasarkan karya penyelamatan Allah bagi manusia. Dan karya penyelamatan umat manusia berpucak pada pribadi hisoris yakni Kristus Yesus. Dia datang untuk menggenapkan seluruh Kitab Suci yang memuat tentang kedatang-Nya kedua. Dalam hal pembicaraan seperti yang dikisahkan dalam Kitab Perjanjian Lama tidak terlepas dari karya penyelamatan. Sebap kedua kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengisahkan tentang kedatangan Mesias baru. Hal ini mau menggambarkan kesatuan sejarah penyelamtan Allah kepada umat manusia. Penekanan dalam dalam kitab Perjanjian Lama lebih kepada karya pencipataan, eksodus dan penebusan dalam kaitan dengan pembebasan Kristiani. Sedangkan dalam Kitab Suci Perjania Baru lebih kepada pribadi Hisrtois Yesus Kristus. Karya penyelamatan Allah selurunya terpenuh dalam pribadi Yesus Kristus. Yakni melalui peristiwa inkarnasi, wafat dan kebangkitan-Nya dari alam maut. Maksud dari karya pembebasan ini ialah Kristus ingin memulihkan kembali hubungan manusia dengan Allah akibat keretakan dosa.
Melalui hidup, wafat dan kebangkitan mengartikan Yesus sebagai pembebas yang sejati dimana dengan dara-Nya ia menggenapkan seluruh kurban Perjanian Lama maupun Perjanjian Baru. Guiterrez mengatakan bahwa sebagai umat Kristiani kita tidak semestinya hanya menperhatikan hubungan personal kita dengan Allah tetapi dengan sesame umat manusia. Dalam pandangn Kristiani manusia adalah bait Allah, kenisah Allah dimana dalam kisah penciptaan Allah mengembunskan Roh-Nya kedalam tubuh manuisa. Secara pasti seluruh imajiansi ilahi tercurah bersamaan kedalam tubuh manuisa yakni segala kabaikan Allah membaur dengan seluruh karakteristik manuisa.
Dalam Kitab Suci perjanjian baru mengisahkan perwujudan karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kistus. Arah misi karya pewartaan Yesus lebih terarah kepada kaum miskin, sederhana, menderita, tersingkirkan, terbuang, dan mereka yang tidak pernah terhitung dalam masyarakat. Hal ini mau menggambarkan bahwa dalam diri Yesus Allah sungguh hadir menujukan cinta-Nya untuk umat manusia, semakin itu mau menunjukan Allah begitu peduli dan solider dengan kaum miskin dan sederhana.
3. TUJUAN PEMBEBASAN KRISTIANI
Seluruh karya pembebasan umat kristiani tentulah mempunyai tujuan yang murni yakni untuk memulihkan kembali hubungan manusia denag Allah akibat dosa. Menurut Gutirrez karya pembebasan Allah meliputi tiga hal penting antalain yakni pembebasan sosial, pembebasan personal, pembebasan sempurna dalam Yesus Kristus.
Pertama pembebasan sosial, menyangkut praksis ketidakadilan dalam masyarakat sosial. Pembebasan sosial harus bersifat universal dan mengikat seluruh komponen yang ada dalam masyarakat untuk mecinptakan nilai keadilan dengan pemenuhan hidup bersama.
Kedua, pembebasan personal (kemerdekaan manusia), menurut Gutirrez pembebasan individu mencakup pembebasan interior yakni dimensi individual dan intim dalam diri manuisa termasuk dimensi-dimensi yang belum atau yang diintegrasikan secarah penuh dalam ziarah kolektif dan histors. Jadi pembebasan Kritiani meliputi dua ruang dimensi kehidupan manusia yakni meliputi bidang sosiil dan bidang psikologi.
Ketiga, pembebasan sempurna dalam Kristu Yesus. Dalam Kristus Yesus kita bebas bersatu dengan Allah. Menurut Gutirrez pembebasan yang dianugerahkan Yesus kepada umat manusia bukan hanya kebebasan dari dosa tetapi juga kebebasan untuk bersatu dengan Allah. Dalam diri-Nya, Ia telah memulihkam hubunga kita dengan Allah sekaligus memapukan manusia bebas dalam mencintai menuju kepenuhan kasih dalam Allah dan persaudaraan yang utuh dengan sesama manuisa.
D. PENUTUP
Dalam ruang dimensi kehidupan umat manusia yang sangat manjemuk perlu adanya perihal pembebasan dari segala ruang dimensi kehiduoan umat manusia. Pembebasan itu tidak hanya mencakup kelompok atau etnik tertentu teapi haru bersifat universal. Sehinggah semua manusia dapat memeknai keadilan dan kesejahteraan hidup bersama.
Albert Mandat Mahasiswa Semester 7 STFK Ledalero, Maumere, NTT-Flores, Sedang aktif dalam Menulis.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda