Senin, 04 Maret 2024

TETAP BERSINAR MESKIPUN BADAI MENANTI DAN MENGINTIP DI UJUNG KATA AMIN

 


TETAP BERSINAR MESKIPUN BADAI MENANTI DAN MENGINTIP DI UJUNG KATA AMIN

By: Albertus Mandat Minggu


Perempuan itu duduk disamping jendela sambil menyaksikan pesona senja diunjung langit barat

Meskipun dia tahu senja hanya datang sekali saja dalam waktu yang sama

Dia menyiapkan pena dan kertas dan menuangkan isi hatinya

Dengan berlapiskan tinta merah, katanya, “badai pasti berlalu bersama senja”


Lari menjauh dari sudut kematian, semakin terasa pula badai yang mengerikan

Bersimpul dalam lilin kaca dibarengi dengan rapalan kalimat syahadat rasanya tak sanggup

Mungkin Dia akan berkehendak untuk menghapus wadahku yang gosong ini

Ya, berserah diri adalah jawaban


Kini, jalan-jalan di luar jendela bercabang-cabang dan kelihatan pesona langit dan senja semakin pucat

Deru petanda rintihan semakin memuncak

Rasanya gaduh, tak seirama alunan melodi saraf-saraf hati

Semuanya sirna, apakah demikian tampaknya? Atau


Tidak, waktunya Tuhan akan indah

Tetap tegu, kuat, sabar dalam penantian adalah obat pemulih hati

Aku percaya, mengampuni adalah jalan untuk memulihkan dan menyembuhkan yang luka

Sehingga kataku, tetap bersinar meskipun bada menanti dan mengintip di ujung kata amin


Ya itu, jawabanku

Lanjutku

Itu hanya serpihan lain dari kisahku

Aku bahagia


Syukur demikian







Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda