SEUMPAMA KATA YANG TAK BERTEPI
By: Fr. All, CSS
Setahuan
itu, kata “tidak” adalah pilihan,
Beribu
perjuangan dilelangkan di tanah kemakmuran Tuhan,
Isak
tangis, rupawan hati berhiaskan kebahagian, diselangi berbagai panorama
kemilauan,
Seakan-akan
mengantar aku pada nirwana terakhir
Dari
balik layar dan tirai keadilan,
Terdengar
rong-rongan kata pujian, dukungan dan sorak-sorai seperti menyaksikan suatu
laga pertandingan perebutan,
Berbalut,
tepukan tangan dan tarian,
Petanda
surga itu ada
Ya…ya…
dan ya…jawabku
Diselah
itu, aku bertanya pada Sang Khalik, apakah yang mereka maksud?
Atau
apakah mereka hanyalah hiasan kata kesaksian?
Mungkinkah
mereka bergembira?
Ataukah
itu?
Ah….aahhh…ah
itu kefanaan belaka,
Bagi
mereka yang surga hanyalah khayalan belaka,
Sebab
mereka menyingsingkan waktu demi sesaat, namun surga adalah kepastian bagi
mereka,
Sadarkah
mereka?
Dalam
lamunan itu, aku mengumandangkan pekik peringatan,
Wahai
manusia, lupakah kalian akan dunia keabadian?
Lihat
… lihat … dan lihatlah di sana, itu hanyalah bayangan maut belaka,
Mengapa
kepentinganmu hanya sepenuhnya pada yang fana?
Kalian
ini seumpama kata yang tak bertepih,
Menyinmpul
sajak pada keangkuhan pribadi tanpa merai dan membuka tirai surgawi,
Cara
dan lagakmu terkesan sesaat, mengapa kalian perjuangkan sampai tak ada waktu
untuk Dia,
Demi
kalian, Dia menyaksikan tontonan itu,
Tegasku,
sekiranya di ujung waktu penghabisan, kalian kembali pada Dia.
Label: Puisi