GOOD WILL HUNTING
GOOD WILL HUNTING
(Pokok pikiran dan ulasan dalam tulisan ini merupakan hasil penelusuran penulis dari film Good Will Hunting. Penulis terinspirasi dengan film ini, karena dari film ini mengajarkan kepada dunia tentang arti dari bimbingan dan konseling kepada sesama sebagai perwujudan dari sikap kepedulian terhadap sesame. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan pendekatan konseling psikoemosional)
Oleh: Albertus Mandat Minggu
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Film ini pada umumnya mengisahkan dua sahabat yakni: Will dan Cukki. Kedua berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana atau kurang mampu. Latar belakang keluarga demikian mendorong mereka untuk mengaduh nasib dengan berkerja sebagai kuli bangunan dan sebagai cleaning service di sekolah. Namun berkaitan dengan pengalaman masa lalu, kedua mempunyai kisah yang berberda- beda.
Kisah itu sangat berkaitan erat dengan masalah moral dan psikologi keduamya yang dikemudian hari terungkap dalam sepak terjang perjalanan hidup mereka. Masalah demimkian mengantar mereka pada suatu kesempatan untuk memulihkan jati diri dengan kisah menarik dalam perjumpaan dengan orang-orang disekitarnya. Dunia sangat terpukau dengan keunikan dari Will. Sehingga dari keunikan yang ada membawa perubahan pada teman-teman Will. Di mana sekarang mereka hidup dalam taraf yang lebih baik.
2. Isi Ringkasan Film “Good Will Hunting”
Film “Good Will Hunting” adalah salah satu serial film yang mengisahkan tentang kisah seorang pemuda yatim piatu yang malang. Pemuda itu bernama Will. Kemalangan itu hanya bersentuhan langsung dengan perjalanan kisah dimasa lalu. Kisahnya, dia pernah dijadikan tameng untuk meringkus kemarahan ayahnya kepada ibunda yang terkasih. Dan tidak hanya demikian, selepas kepergian kedua orangtuanya, ia mendapat banyak perlakuan kasar dari orang tua-orang tua angkatnya. Pengalaman demikian mengantar Will pada pengalaman luka batin yang luar biasa. Namun dilain pihak, Will adalah seorang yang boleh dikatakan jenius. Kejeniusannya diukur dalam kisahnya, ketika ia berhasil memecahkan soal matematika dari Prof. Lambo dalam satu unversitas tempat kerjanya.
Dalam kisah perjalanan selanjutnya, Will banyak menghabiskan waktunya di jalanan dan bekerja sebagai petugas kebersihan disalah satu kampus. Cuckie adalah sahabat setia dari Will yang selalu menjadi tempat bagi Will untuk membagi kisah hidupnya. Cuckie membantu Will dikalah, Will sedang dalam posisi ketidakseimbangan. Hal itu dapat dilihat dari pertama, bagaimana ia harus terbuka hati dan menerima Sean (seorang psikolog dan juga sebagai konseli) serta menjadi Sean sebagai ruang baginya dalam pergulatan batinnya. Kedua, berkaitan dengan Schaller, bagaimana ia harus menyakinkan pacarnya tentang kelurga dan terutama berkaitan dengan makna pengorbanan dalam percintaan mereka. Ketika keadaaan semakin genting, akhirnya Will menerima Sean sebagai bapak konseli. Di saat itu, mereka saling membagi pengalaman pahit dalam suasan konseli. Namun konseling yang di jalankan demikian: pada sesi pertama pertemuan; kelihatan keduanya hanya diam sambil menatap satu sama lain. Pada sesi kedua, akhirnya menjadi kazana yang melahirkan Will pada manusia yang punya komitmen dan tidak takut dalam menghadapi setiap masalah dalam hidupnya.
Akhir film ini, memperlihatkan Will yang dengan semangat baru dan komitmen membangun keberanian dalam dirinya untuk terus berjuang dalam model dan situasi yang baru bersama Schaler sang kekasihnya.
B. HASIL PEMBAHASAN
1. Konseptualisasi Masalah Sikap Atau Perilaku Yang Ditunjukan Oleh Konseli (Will)
Sikap atau perilaku yang ditunjukan Will, antaralain:
Positif
Will adalah seorang pribadi yang jenius
Kesabaran dalam menerima perlakuan kasar dari ayahnya dan dari orangtua angkatnya.
Ketika dalam berproses dalam konseling tersebut dengan satu butir pertanyaan dari Sean dan Cuckei akhirnya Will sadar dan membagi pengalamannya.
Negatif
Emosinal. Hal ini tampak dalam kisah ketika Sean berusaha untuk mencari tahu pengalaman pahit Will. Emosional itu terungkap dalam perbuatan dan perkataannya yang memojokan Sean tetang masalah lalu Sean.
Dia kelihatan seorang yang tertutup dan susah untuk berbagi pengalaman hidupnya ketika Sean sedang berusaha masuk dalam pengalaman pahitnya.
Will dengan kejeniusannya selalu berusaha membantah dan menolak setiap pendekatan yang dilakukan olek Schaler dan Sean tentang keluarga dan pengalaman masa lalunya.
2. Penanganan Yang Diberikan Konselor (Sean)
Penaganan yang diberikan Konselor Sean:
Sikap yang sabar dalam menerima sikap dan tindakan Will yang selalu memojokannya dengan pengalaman masa lalu.
Selalu menyediakan ruang dan waktu untuk Will, meskipun Will menyakitinya berkaitan dengan pengalaman masa silamnya yakni istrinya yang hilang tanpa kabar.
Kreatif dan terbuka. Hal ini dimana dalam melakukan terapi yang ada, Will berusaha untuk masuk dalam dunai Will dengan terlebih dahulu menceritakan pengalaman pahit hidupnya.
Sean adalah seorang figur bapak sekaligus ibu yang sangat memahami posisi Will, menjadi teman curhat dan mampu membimbing Will sehingga kembali ia menjadi pribadi yang punya komitmen dan tidak takut akan setiap pengalaman hidup mendatang.
3. Teknik Terapi Yang Diberikan Konselor (Sean)
Teknik terapi yang diberikan konselor yakni menggunakan teknik pendekatan konseling psikoanalisis. Beberapa hal yang dilalukan sebagai berikut:
Sean mendorong Will untuk kembali kemasa lalu yang dialaminya dengan maksud agar Will mampu mencapai sikap kesadaran yang baik. Hal demikian dimaksudkan agar Will dapat terbuka hati untuk menceritakan pengalaman masa lalunya.
Sean selalu kreatif dan sabar dalam menciptakan suasana atmosfir agar Will dapat mampu keluar dari kesulitan dan pengalaman masa lalunya.
Dalam hal peningkatan kesadaran, Sean berusaha untuk masuk dalam suasana dan pengalaman pahit Will dengan menceritakan pengalaman masa lalunya.
Ketika Will sudah terbuka untuk menceritakan pengalamanya terlihatlah sebuah kerjasama di mana, kedua akhirnya berhasil dalam menjalan teknik terapi ini. Sean menghabiskan waktunya untuk berlibur dan Will dengan kesadaran dan komitmen hidup yang baru, siap menghadapii setiap persoalan dalam hidupnya.
Dengan melihat tujuan konseling dengan menggunakan pendekatan ini, sebagai mana terungkap dalam buku “Bimbingan dan Konseling”, oleh Maximus Manu yakni: “menggali kesadaran dan berkerja ke arah pengubahan kepribadian secara radikal”, penulis melihat bahwa, Will pada akhrinya mampu menyadari jati dirinya dengan membangun komitmen dan keberanian dalam menghadapi setiap masalah dalam hidupnya mendatang.
C. PENUTUP
1. Hal-Hal Yang Dipelajari Dari Film Ini Dalam Lingkungan Dengan Konseling
Hal-Hal Yang Dipelajari Dari Film Ini Dalam Lingkungan Dengan Konseling, antaralain:
Sebagai Konseli
Harus terbuka hati dalam menceritakan pengalaman kepada Konselor. Hal ini akan menjadi modal awal bagi konselor dalam memahami dan masuk dalam dunia dan situasi konseli.
Membangun sikap kepercayaan diri kepada konselor, agar memampuhkan kita secara leluarsa dalam menceritakan pengalaman hidup.
Membangun sikap penyadaran diri dan integritas diri yang kuat, sehingga konsleor lebih yakin dan tidak mengalami kesulitan dalam menanamkan nilai-nilai yang pantas dan berguna bagi seorang konseli.
Sebagai Koselor
Sebagai seorang konselor dibutuhkan sikap tenang, sabar, kreatif dalam maksud dan tujuan untuk memahami dan mecari tahu masalah yang terjadi pada konseli.
Dalam menghadapi seorang konseli yang sulit untuk mengungkapkan dan menceritakan pengalamannya, dibutuhkan sikap kreatif yakni seperti dilakuakan Sean kepada Will. Di mana, Sean memantik Will dengan terlebih dahulu memahami kondisi psikologi Will dan kemudian menceritakan pengalamanya yang mirip dengan pengalaman Will. Teknik demikian berhasil, di mana, Will akhirnya menceritakan penagalaman pahitmya.
Sabar dalam menerima perlakuan konseli yang terkadang memblok pertayaan konselor dengan mengeluarkan tindakan yang menyakitkan konselor. Hal demikian seperti dilakukan Sean terhadap Will yang selalu memojokannya dengan pengalaman masa lalu Sean.
2. Kesimpulan
Secara umum, penulis melihat bahwa film “Good Will Hunting”, adalah sebuah film yang menampilkan dan menggambarkan teknik pendekatan konseling psikoemosional. Di mana, seorang konseli dari film ini yakni Will yang mengalami luka batin yang luar biasa akibat pengalaman masa lalunya. Dengan situasi dan pengalaman demikian, penulis melihat bahwa model dan tekni yang dilakukan Sean bercirikan pendekatan konseling psikoemosional. Di mana, keberhasilan Sean dalam mendorong Will untuk menyadari kembali integritas dirinya, sikap penyadaran dirinya, keberanian diri dan komitmen Will dalam menjalani hidupnya yang baru
Label: Artikel, coretan nilai
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda