MANUSIA DAN KEBEBASAN II ALBERT
Hidup merupakan ungkapan
kebahagian dan kebanggaan yang tiada taranya.
Kata “kebanggaan” merujuk pada subjek yang berperan didalamnya yang
secara aktif mengafirmasi hidup itu dalam tatatan
sosial dan budaya. Kata “kebanggaan” mengandung
artian kebahagiaan yang muncul dari kedalam hati yang melibatkan perasaan
afeksi atau intuisi yang mendalam. Hal ini menggambarkan manusia yang mampu
menyeimbangi dan mengola keutamaaan-keutamaan dalam
diri yakni dalam
dimensi rohani dan
jasmani. Dia hadir sebagai manusia ideal dalam
segala keberadaan.
Perputaran warna
kehidupan selalu dirupai dengan berbagai rupa-rupa
kehidupan yang sedemikian bersifat multidimensional. Rupa-rupa kehidupan yang ada sedianya selalu mempengaruhi dan
membentuk manuisa untuk menmukan jati diri yang otentik. Rupa-rupa itu dapat
mencakup situasi lingkungan hidup dari dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
Dari keaneragaman ini mempunyai takaran dan strategi
yang mantap untuk membantu manusia membentuk jati dirinya. Dalam hal ini
dibutuhkan keterbukaan diri untuk menerima
(receiver) serta didukung dengan
sikap kebebasan.
Sikap kebebasan yang
pantas yakni kebebasan dalam memberi ruang dan waktu untuk menyikapi segala
realitas yang ada, enta realitas yang berasal dari dalam diri maupun dari luar
diri dengan penuh sikap tanggung jawab dan bijaksana dalam menentukan setiap
tindakan yang ada. Pengekspresian diri dalam kebebasan sama halnya melatih diri
untuk peka, penuh kesadaran, mampu beradaptasi, bersosialisasi dan terbuka
dalam menerima segala kemungkinan yang ada. Model pembentukan diri dalam
kebebasan dilihat sebagai sebuah pembauran diri. Di mana, dalam kebebasan itu
seseorang berproses dalam menyatuhkan segala kemauan, kedendak dan cita-cita
dalam satu irama pembentukan dalam kebebasan yang ada.
Dalam kebebasan itu
manusia dapat menghasilkan suatu keputusan yakni diri yang sejati dan ideal. Namun
sebelumnya seseorang mesti mengetahui kebebasan itu. Kebebasan itu mencakup tiga hal utama yakni: kebebasan
dari dalam diri sebagai kebebasan yang dasari yaitu: pertama, kebebasan untuk menentukan dan memilih serta memilah
srtategi yang
mana yang cocok dengan
diri. Sehingga dalam proses lebih lanjut dalam pembetukan
diri seseorang dapat dengan bebas
dan leluarsa mengembangkan dan dapat pula bertahan dalam jangka waktu yang lama. Kedua, kebebasan sosialitas berkaitan
dengan lingkungan sekitar yaitu: dimana seseorang dapat bersosialisai atau
berelasi dengan lingkungan sekitar.
Oleh sebab itu, kebebasan
dapat mengartikan seseorang jika seseorang dapat mengartikan kebebasan itu
dalam keterbatasan dirinya. Sehingga dalam keterbatasan itu dia dapat berproses
dengan sebaiknya.
Albert Mandat
mahasiswa semester 7 STFK Ledalero, Maumere, Flores-NTT
Label: coretan nilai
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda