RAHASIA DI SUDUT KEMATIAN
Fr.
Albertus Mandat Minggu, SVD
“Hal yang paling
menyakitkan dari hidup ialah kehilangan dan ketaksampaian. Seumpaman raga yang
tak bertulang dan hanya menunggu waktu kematian menjemput dibibir maut”
------------
1. Suasana
sunyi dan tenang di awal kisahku
Drap…drap…drap…
Bunyi
langkah seorang yang sedang panik, kataku, “apa sebab sehingga langkah kakinya
demikian?”
Aneh…
“Sungguh
aneh”, pintahku,
2. Langkahnya
berhiaskan api kebinasaan, dan diselubingi dengan kelam kelabu
Api…
itu api kebinasaan,
Ya….ya…ya…
(pada situasi demikian, aku merasakan
dan menyaksikan betapa seram dunia kematian itu)
Kabur,
perang, tembak, bunuh, tikam adalah pilihan terakhir,
Mungkin
ya, mungkin tidak, sebab parasnya seumpana pendekar dari dunai seberang,
Ah….lawan
dia (sebuah pilihan yang bercampur
kegelisahan)
3. Awal
dan akhir pertandingan
Ketika langkah sang misterius itu mendekat,
kuberanikan diri untuk menghadangnya dilaga pertandingan kematian,
Tegasku, ku hadapi dia dengan bermantolkan iman, cinta
kasih, dan harapan
Ini, persaiku, ini gardaku, ini tamengku,
Lawanlah jika engkau berkobar,
Ini aku…
4. Babak Final
(dia menatapku dan
perlahan-lahan pergi menjauh)
Bingun bercampur
luka,
Eh…eh…eh…
“Kok perlahan
pergi si. Anda salah alamat ya”, pintahku
(sambil perlahan
pergi menjauh, dia hanya menunjuk pada cahaya yang mengintariku)
Apa si….mari kita
perang sampai titik dara penghabisan
Ayo…
Ayo…
…
…
..
.
Dan dia hilang, dan
tak tampak lagi
Label: Puisi