DUNIA SEBAGAI GAMBARAN REALITAS YANG ADA
Albertus Mandat
Pertalihan
dunia ilmu pengetahuan dalam peredaran zaman semakin memanas dalam tolak ukur
mencari dan menemukan dimensi transenden. Pertarungan para filsuf dan para
sejarawan dalam bidang intelektual mengikhtiarkan bahwa yang “Ada”itu belum
menemukan titik pencapaian. Dalam tulisan ini penulis ingin mengulas sedikit
lebih jauh apa itu “dunia sebagai gambaran realitas yang ada”. Penulis tidak
bermaksud untuk membatasi ruang lingkup tentang “ada” namun ingin mengembangkan
lebih jauh dalam konteksitas dan perspektif tentang tema di atas. Apa yang kan
penulis gagaskan merupakan hasil dari kajian refleksi dan penobservasian
penulis tentang “ada”. Demikianlah pandangan itu bahwa: “dunia merupakan
kumpulan gagasan dan ide yang memuat kumpulan materi hylle yang disubordinasikan ke dalam beragam bentuk dan nilai.
Dalam setiap kekhasannya dari kumpulan itu adalah merupakan transformasi dari
Sang Ada yakni Dia yang tidak terpikirkan dan tidak terjangkau oleh daya power intelek rasio manusia”. Dia yang adalah Sang Ada itu tidak bersubjek dan
berbentuk dan diluar rana pemikiran manusia yang terbatas. Seperti yang
digagaskan para filsuf bahwa manusia hanya mampu sampai pada pengalaman
bersifat indrawi atau pengalaman empiris
dan berdasarkan pandangan ini adapun filsuf lainnya yang menganggapnya demikian
yakni sebenarnya manusia sampai pada pengalaman yang bersifat transenden yakni melalui penelusuran
jiwa yang terdapat dalam tubuh manusia.
Manusia pada
dasarnya termuat oleh tiga unsur pembangun yakni adanya dimensi tubuh,jiwa dan
roh. Dari ketiga dimensi ini mempunyai peranan masing-masing yakni tubuh
sebagai realitas yang kelihatan yang merupakan gambaran dari materi yang ada
dan jiwa psyche merupakan suatu
dimensi tranceden yang tidak mampu dijangkau oleh akall budi dia hanya mampu
sampai melalui pengalaman kontemplasi dan refleksi yang mendalam dan roh adalah
sesuatu yang mutlak karena tidak berbentuk dan roh merupakan gambaran kesatuan
materai yang terungkap dan tertekan dalam tubuh dan jiwa. Ketiga dimensi ini
saling berhubungan membentuk suatu kesatuan yang otentik. Namun dalam penulisan
ini penulis hanya menekankan peranan jiwa. Dan jiwa itu hanya ada pada manusia
semata. Dunia yang penulis maksudkan lebih kepada manusia, karena dalam manusia
terdapat unsur perlengkapan yakni unsur ilahi dan duniawi. Dalam pendominasian
dalam berbagai bidang sebagainnya dari fakta realitas manusia mempunyai peran
dominan melalui pemersatu dengan yang lainnya. Pemersatuan itu dengan alam nature dan realitas yang lainnya yang
tidak berbentuk dan berbentuk morfisne.
Label: coretan nilai
3 Komentar:
Cross cek lagi ejaa..krna ada huruf yang kurang..inilah filsuf muda Kelitembu
Lanjutkan
Sampai saat ini, "filsafat Indonesia" masih dalam lingkup tradisional, antik, dalam arti bahwa kita masih mengambil pemikiran2 filsuf2 yg kalau mau dibilang "tdk relevan". Sejak puluhan tahun lalu, smpai saat ini, di Indonesia, kita masih membahas tentang "yg Ada" "yg transenden", "dunia", dll,..Filsafat bukan hanya ttg hal ini, tpi lebih lgi, dan sangat luas,..cobalah kita mendekati pemikiran2 filsuf modern dan kontemporer yg pemikirannya "melebihi" yg kuno...
Kalo mau membuat artikel, cobalah untuk membahasnya dalam tulisann yg panjang, bukan hanya 1 halaman, atau 2 halaman, dan dgn referensi yg jelas...
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda